Posted On June 20, 2025

Menyayangi Kompetitor

sitirohimahlink.com 7 comments
My Blog >> Uncategorized >> Menyayangi Kompetitor

By: Siti Rohimah

Palembang, Sabtu, 21 Juni 2025

Malam semakin larut jam di dinding menunjukkan pukul 00.20. Wib. Di luar terdengar suara gemercik hujan gerimis membuat udara terasa sangat dingin. Suara katak bersahut-sahutan seakan menyanyikan lagu kehidupan yang tak pernah berakhir. Mata belum dapat terpejam sementara fikiran melanglang buana, mengembara ke sana kemari. Sampai pada akhirnya pandangan berhenti pada sebuah buku yang judulnya sangat menarik. The Ethos of Sakura.

The Ethos of Sakura adalah sebuah buku hasil goresan tangan seorang professor multitalenta yang mengabdikan dirinya di sebuah perguruan tinggi ternama di kota Surabaya yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Beliau adalah Prof. Imam Robandi. Buku dengan jumlah halaman sebanyak 254 halaman dikemas secara apik diterbitkan oleh penerbit Andi Yogyakarta bercerita tentang catatan kecil sang penulis. Gaya Bahasa yang ringan membuat pembaca menjadi rileks dan buku ini sangat cocok menjadi bahan bacaan strategik pribadi yang sukses.

Pada buku The Ethos of Sakura terdapat sebuah tulisan yang berjudul “Menyayangi Kompetitor”. Prof. Imam Robandi menuliskan bahwa beliau memiliki beberapa sahabat yang sangat hebat karena memiliki etos super. Sebut saja namanya adalah Cak Mat. Cak Mat berani menjadi kompetitor kantor pos dengan cara membuka warung perangko di depan kantor pos. Selain itu anggota keluarga Cak Mat melakukan hal yang sama dengan mendirikan warung sate di depan rumah makan Padang. Ada yang berjualan besi bekas di depan toko bangunan serta berani berjualan jeruk persis di depan toko buah terkenal. Mereka yakin bahwa rezeki sudah ada yang mengatur dan tidak akan tertukar. Tugas manusia adalah berusaha untuk mencari dan mendapatkan rezeki dengan cara yang halal bukan hanya berharap tanpa melakukan usaha.

Tidak jauh berbeda dengan di Surabaya di kota-kota hampir di seluruh tanah air termasuk di kota  Palembang banyak terdapat manusia-manusia tangguh yang berjuang demi mempertahankan hidup. Hal ini dapat terlihat di Kawasan jalan Ahmad Yani Palembang terdapat beberapa POM Bensin milik perusahaan ternama di tanah air yaitu Pertamina. Berjarak hanya beberapa meter dari POM Bensin terdapat manusia hebat yang siap berkompetisi dengan Pertamina. Mereka menjajakan bahan bakar secara eceran. Jika difikir secara logika tentu orang akan lebih memilih membeli bahan bakar di POM Bensin. Selain harga yang lebih murah fasilitas yang diberikan juga lebih memberikan kenyamanan di bandingkan apabila membeli di pedagang eceran. Pelayanan yang lebih cepat, tidak harus mengantri panjang dan dapat membeli dalam jumlah sedikit merupakan jasa yang ditawarkan oleh pedagang untuk menarik minat pembeli.

Pedagang Kaki 5 atau yang biasa di sebut dengan PKL di sepangjang pasar 16 Ilir Palembang juga memiliki etos kerja yang sangat tinggi. Para pedagang antena dan remote TV menjajakan dagangannya tepat di depan toko elektronik yang menyediakan semua barang elektronik lengkap dengan pernak perniknya. Keadaan ini tidak menyurutkan langkah pedagang kaki 5 untuk tetap menyayangi kompetitor dan bukan membenci bahkan memusuhi kompetitor. Bahkan dengan bangga menyatakan bahwa mereka selangkah lebih maju di depan Cina (sebutan untuk para pedagang yang banyak terdapat di pasar 16 ilir Palembang yang  biasanya memiliki toko yang besar dan modal usaha yang besar pula). Walaupun yang dimaksud adalah tempat berdagang mereka memang berada selangkah di depan pedagang besar yang sebagian besar adalah warga keturunan (Cina). Hal ini mencerminkan sikap optimis bahwa setiap usaha yang dilakukan akan ada hasil yang didapatkan.

Berjarak tidak jauh hanya beberapa meter dari Pasar 16 Ilir Palembang terdapat sentra penjualan makanan khas Wong Kito Galo yaitu “Pempek”. Pasar 26 Ilir menjadi pusat oleh-oleh khas Palembang terutama pempek. Harga yang ditawarkan cukup bersaing mulai dari harga seribu rupiah sampai harga yang paling mahal tergantung rupa dan rasa. Banyaknya pedagang pempek di sepanjang pasar 26 Ilir tidak membuat mereka menganggap saingan antar pedagang. Yang dilakukan adalah bagaimana caranya menggaet pembeli sebanyak mungkin untuk tertarik dan mampir serta membeli dagangan yang mereka jajakan.

Setiap usaha adalah kompetisi dan setiap kompetisi adalah merupakan bagian dari usaha. Persaingan sekilas tampak seperti sebuah hal yang negatif. Padahal sesungguhnya dengan adanya persaingan dapat membuat seorang pedagang lebih bersemangat terutama dalam meningkatkan kualitas baik dagangan maupun pelayanan terhadap pelanggan. Nasihat untuk kita semua terutama para pedagang Jadilah pedagang yang jujur dan amanah. Pedagang yang sukses adalah mereka yang menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap transaksi. Hindari berbohong, menipu, atau menyembunyikan cacat pada barang dagangan. Ingatlah bahwa rezeki datang dari Allah Swt. Berdaganglah dengan niat mencari Ridho Allah Swt bukan hanya keuntungan duniawi semata.

7 thoughts on “Menyayangi Kompetitor”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post

Pembagian Raport dan Tradisi Pemberian Hadiah

Palembang. Pembagian raport semester genap tahun ajaran 2024/2025 di SD Muhammadiyah 1 Palembang berlangsung dengan…

Bersinergi dengan Masyarakat – Menjalankan Amanah Persyarikatan

By: Siti Rohimah 19 Juni 2025 Milad ‘Aisyiyah ke-108 tahun 2025 jatuh pada tanggal 19…

Sweet Moment

Bahagia itu sederhana. Sebuah kalimat sederhana tetapi memiliki makna yang dalam. Bahagia bukanlah permasalahan materi…
WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?